Hilang Satu Sosok Potensial, PKS Kota Metro Bisa Dikatakan Merugi Dulang Suara

Hilang Satu Sosok Potensial, PKS Kota Metro Bisa Dikatakan Merugi Dulang Suara

Kota Metro – Fenomena Calon Legeslatif Pemilu 2024 berpindah partai politik, bukan suatu hal yang baru, dan kerannya semakin terbuka setelah indonesia kembali mengalami kondisi multipartai pasca reformasi.

Setiap Caleg yang berpindah partai tentunya banyak alasan, terlebih didalamnya ada saluran ideologi yang belum berfasilitasi, kemudian mendapat sarananya melalui partai-partai lain yang segar.

“Pindah Parpol kader ataupun bukan kader, yang punya pangaruh untuk mesin partai, suatu keputusan yang konyol. Apalagi didasari sentimen internal,” kata Syaheri yang akrab di sapa Ahie Syah, salah satu tokoh pemuda Kota Metro. Jumat, 06/10/2023.

Syaheri menyampaikan, Fenomena Caleg pindah partai sebagian besar akibat tarik-menarik kepentingan, terutama dalam mendulang suara pada pemilu. Sebagai alasan lain adalah Caleg pindah partai, disebabkan bertemunya dua kepentingan pragmatis.

Kepentingan partai untuk mengusung caleg-caleg yang bisa menggaet suara pemilih, bertemu dengan kepentingan para kader yang ingin memastikan keterpilihan atau kemenangannya melalui partai yang dianggap lebih akomodatif pada tujuannya.

“Selain itu, perpindahan caleg ke partai lain dari partai sebelumnya, juga disebabkan kondisi partai yang mengalami perpecahan atau kisruh di internal,”ucapnya.

Di Kota Metro, Syaheri melanjutkan, menjelang Pileg pads pemilu 2024 mendatang, di kepengurusan kader internal Partai Keadlian Sejahtera (PKS). Salah satu trend topik dunia politik di Kota Metro.

Dengan pindahnya Caleg ke Partai Lain, tentu mendapat banyak respon publik, yang menganggap adanya sengketa antara pengurusnya dan penilaian negatif lainnya. Langkah pindah “Loncat” ke Partai lain, hal yang wajar untuk mengamankan pencalonanya pada pemilu 2024.

“Pilihan yang paling pragmatis adalah pindah partai yang tidak mengalami sengketa internal, dan sebagainya,”ujarnya.

Masih kata Syaheri, Perpindahan caleg ke partai lain dari partai sebelumnya, bukanlah hal yang baik, hal ini di mungkinkan melemahkan partai itu sendiri sebagai institusi demokrasi. Artinya merugi jika anggota partai potensial dalam meraih suara, justru pindah partai, bisa berdampak pada bursa perebutan kursi kepemimpinan di legeslatif, tidak ada peluang mulus.

Ditambah lagi, persaingan para caleg dari partai besar yang memang terisi atau di dominasi dengan caleg Incumbent.

Ketika, seorang Caleg, pindah partai begitu saja tanpa melalui internalisasi Ideologi dan nilai-nilai yang menjadi platform partai, maka PKS di Kota Metro, tidak ubahnya seperti bisnis event organizer yang bisa menerima dan menampung siapa pun untuk menjadi caleg yang akan diusung oleh partainya.

*PKS Terancam Tak Masuk Nominasi Perebutan Kursi Pimpinan DPRD Kota Metro*

PKS Kota Metro alami kerusakan mental kepengurusan dan Kader pada Pileg 2024, bercermin pada pemilu 2019 lalu.

Syaheri menceritakan, Kasak kusuk ketidak harmonisan kader PKS dengan salah satu anggota partai yang duduk menjadi anggota DPRD Kota Metro Ahmadi, terjadi sejak 2019 lalu, daerah pemilihan IV Metro Barat – Metro Selatan.

Ahmadi terpilih menjadi anggota DPRD Kota Metro pada 2019, dengan perolehan suara cukup gemilang dibanding Caleg Caleg PKS lainnya, termasuk Ahmad Khuseini saat itu.

Pada 2024, Ahmadi di pindah ke Dapil 1 Metro Pusat. Dengan isu, PKS Kota Metro lebih melenggang perolehan dua kursi di Dapil IV tanpa Ahmadi, dengan data 5.000 suara untuk PKS Dapil IV.

Kini PKS di isi Caleg Wajah Baru, tentunya masih perlu perjuangan banyak, dan harus bertarung dengan para caleg incumbent tanpa harus banyak tebar pesona memperkenalkan diri.

“Kondisi sekarang, untuk sementara ini, Demokrat, Golkar, PDI-P, Nasdem, masuk nominasi perebutan kursi pimpinan DPRD. Kini, Gerindra pun dimungkinkan berpeluang juga,”pungkas Syaheri.

*Perebutan 7 Kursi menjadi 6 Kursi Dapil IV Metro Barat – Metro Selatan*

Pemilu 2024 menjadi sejarah baru bagi Partai Gerindra, khususnya di daerah pemilihan (Dapil) IV.

Dengan hadirnya Ahmadi menjadi Caleg Nomor urut 2 dari partai Gerindra, maka bisa saja terjadi mendulang suara terbanyak dan menduduki 2 kursi.

Bagaimana tidak, jika para kompetitor Dapil IV dari Partai Gerindra membangun kesolidan, mesin partai bergerak untuk kemenangan partai, maka tidaklah sulit merebut dua kursi.

Itupun juga, jika setiap para caleg dari gerindra di dapil IV, terus bergerak masif bekerja. Satu sama lainnya, membangun komunikasi berkomitmen memenangkan partai.

“Tiga atau 4 Caleg dari Gerindra, berkomitmen bersama mengerakkan mesin di setiap kantong kantong suaranya, untuk merebut 2 kursi. Bekerja sama mendorong caleg yang lebih potensial, maka tercapailah kemenangan itu,”jelasnya.

Dilain pihak, Ahmadi membenarkan dirinya mundur dari PKS dan pindah ke Partai Gerindra.

Dia mengaku, telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai kader PKS tertanggal 3 Oktober 2023 kemarin.

“Perubahan sudah dikirim ke KPU. Saya sudah mengajukan pengunduran diri per hari ini, yang jelas saya sampai hari Minggu sudah bertahan di PKS, tetapi PKS yang sudah tidak menginginkan saya,” kata dia.

Dirinya terpaksa mengambil keputusan mundur dari PKS, lantaran desakan dari simpatisan yang menginginkannya maju kembali dalam kontestasi Pileg lewat Dapil 4.

“Kenapa saya mengambil langkah pindah partai, karena kawan-kawan ingin saya nyalon lagi. Sampai detik kemarin sudah ada komunikasi-komunikasi, ya tidak papa deh, mungkin yang kuasa menunjukkan jalan buat saya,” ujarnya.

Ahmadi juga mengaku siap jika PKS mengambil langkah Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap dirinya yang masih duduk sebagai anggota DPRD.

“Apapun cerita siap, tidak ada masalah. Terlepas apapun, suara saya bukan suara PKS tapi suara rakyat. Yang pilih saya masyarakat,” bebernya.

Dirinya juga menyebut bahwa surat pengunduran dirinya dari PKS telah diterima oleh partai sekitar pukul 13.59 WIB, Selasa (3/10/2023) kemarin. Meskipun begitu, dirinya tidak tahu seperti apa respon PKS terhadap keputusannya.

“Surat pengunduran diri saya di terima oleh atas nama Rias Febriansyah, saya tadi mengundurkan diri ya, tidak tahu respon mereka seperti apa. Karena langkah ini saya ambil berbicara ini pribadi saya. Saya tidak ada cerita dengan siapapun karena langkah ini yang harus saya ambil,”ungkapnya. (Red)

Dwi

Related posts

Leave a Comment